Hidup tanpa ayah dan ibu, Gio sudah 10 tahun melawan kejang-kejang yang tak kunjung reda. Ibu Gio meninggal saat ia masih bayi, dan ayahnya pergi merantau jarang pulang sementara beliau telah menikah lagi. Kini, hanya ada Mbah Fatimah, nenek berusia 80 tahun yang juga sakit-sakitan, yang merawat Gio dengan penuh kasih sayang.

Gio dulu adalah anak yang sehat, sampai saat umurnya 2 tahun, ia tiba-tiba jatuh sakit dengan demam tinggi. Keterbatasan biaya membuat Gio tidak mendapatkan pengobatan yang maksimal. Kini, Gio hanya bisa terbaring lemah, dan kejang-kejang yang dialaminya bisa terjadi tiga sampai empat kali sehari.
Mbah Fatimah yang sehari-hari bekerja sebagai tukang urut keliling berusaha sekuat tenaga menghidupi mereka berdua. Namun, penghasilan dari pekerjaan tersebut sangatlah minim. Setiap kali Mbah Fatimah keluar mencari nafkah, hatinya tak pernah tenang karena takut Gio mengalami kejang saat ia tidak di rumah. Dengan segala keterbatasan, ia tetap merawat Gio dengan penuh keikhlasan.

Harapan Mbah Fatimah sederhana, ia ingin melihat Gio sembuh dan tumbuh seperti anak-anak lainnya. Namun, usia Mbah Fatimah yang sudah 80 tahun dan kondisi kesehatannya yang memburuk membuatnya khawatir.
Jika Nenek wafat nanti, siapa yang akan merawat Gio? Pertanyaan ini selalu menghantui Mbah Fatimah setiap hari.

Baca selengkapnya ▾